PENGARUH GIZI TERHADAP KECERDASAN




A.  Cara Menciptakan Sumber Daya yang Berkualitas
Faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Status gizi yang baik, stimulasi dari keluarga, perumahan memadai, sanitasi lingkungan sehat serta tersedianya sarana dan prasarana akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan kecerdasan anak dapat terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik yang kurang mendukung, seperti kekurangan gizi dan stimulasi dari lingkungan. Kekurangan gizi yang berat mengakibatkan ukuran lingkar kepala yang lebih kecil dan kemampuan kognitif yang lebih rendah. Kekurangan gizi juga mempengaruhi kepribadian yang menyebabkan mereka apatis. Bahkan sesudah kekurangan gizi diperbaiki, masih dilaporkan adanya ketertinggalan dalam kemampuan kognitif (Hurlock, 2008). Kekurangan gizi pada janin sampai usia dua tahun akan memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendeknya adalah akan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga untuk jangka panjang akan menyebabkan rendahnya kemampuan kognitif dan kemampuan belajarnya (Soekirman, 2000).
Kualitas perkembangan otak manusia tergantung pada interaksi antara potensi genetik dan faktor-faktor lingkungan seperti asupan gizi, stimulasi dan sikap orang tua. Sel-sel otak lebih sensitif terhadap zat gizi dari pada sel-sel tubuh yang lain. Otak adalah organ fisik yang sangat berharga, pusat segala eksistensi kita seperti inteligensi, kepribadian, emosi, akal, spiritual dan jiwa. Kita dapat mengoptimalkan fungsi saraf dalam otak melalui kecukupan zat gizi dan aktivitas mental dan fisik. Terdapat lebih dari 100 milyar jaringan saraf dalam otak yang integritasnya tergantung pada asupan zat gizi yang cukup (Singh, 2003). Defisiensi berbagai zat gizi terutama zat gizi makro akan mempengaruhi neuroanatomi, neurokimia dan neurofisiologi perkembangan otak. Pengaruh neuroanatomi berupa berkurangnya jumlah dan ukuran neuron serta pembentukan sinapsis. Pengaruh neurokimia berupa perubahan sintesis neurotransmiter dan jumlah reseptornya. Pengaruh neurofisiologi berupa kemampuan neuron untuk bekerja menghantarkan impuls saraf (Georgieff, 2006).
Protein dan energi mendukung perkembangan otak yang cepat. Otak membutuhkan protein untuk sintesis deoxyribonucleic Acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), produksi neurotransmiter, sintesis faktor pertumbuhan serta untuk perpanjangan neurit sehingga fungsi otak efisien dalam jaringan sinapsis. Defisiensi protein menyebabkan kehilangan struktur dendrit dan gangguan pada dendrit tulang belakang. Efek terberat pada bagian kortek dan hipokampus yang berfungsi sebagai pusat memori (Georgieff, 2006). Sejumlah penelitian pada tikus memperlihatkan bahwa keadaan malnutrisi prenatal dan pascanatal dini menimbulkan banyak perubahan dalam struktur otak tikus tersebut, kendati perubahan itu akan membaik pada saat tikus itu diberi makan kembali. Namun demikian, beberapa perubahan dianggap permanen, seperti jumlah mielin dan dendrit kortikal dalam medulla spinalis serta peningkatan jumlah mitokondria dalam sel-sel neuron syaraf (Baker-Henningham & Grantham-McGregor, 2009) Penelitian-penelitian pada masyarakat telah membuktikan hal tersebut. Mendez & Adair (1999), di Filipina menemukan bahwa anak dengan perawakan sangat pendek memiliki skor inteligensi lebih rendah daripada anak dengan perawakan normal. Berkman et al. (2002) di Peru menemukan bahwa kurang gizi pada umur di bawah 2 tahun berdampak pada rendahnya fungsi kognitif pada usia 9 tahun. Anak yang sangat pendek memiliki rata-rata skor inteligensi 10 poin lebih rendah daripada anak gizi baik. Liu et al. (2004) menemukan kurang gizi pada usia 3 tahun berpengaruh terhadap kekurangan neurokognitif, di mana jika terus belangsung akan berdampak pada masalah-masalah perilaku sampai usia dewasa.
B.  Fakta Pembangunan Gizi Di Indonesia Saat Ini
Pemberian intervensi gizi bersama stimulasi dapat mengurangi dampak kurang gizi terhadap tingkat kecerdasan. Grantham et al. (1991) melakukan penelitian eksperimen pada anak stunted usia 9-24 bulan. Penelitian ini menemukan bahwa pemberian suplementasi bersama dengan stimulasi meningkatkan perkembangan mental anak. Watanabe et al. (2005) di Vietnam melakukan penelitian tentang efek jangka panjang dari intervensi gizi dan stimulasi dini perkembangan anak usia 4-5 tahun terhadap perkembangan kognitifnya pada usia 6,5-8,5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kognitif lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan intervensi gizi dan stimulasi daripada kelompok yang mendapatkan intervensi gizi saja. Jadi meskipun perkembangan intelegensia anak mengalami keterlambatan akibat status gizi masa lalunya tetapi jika dilakukan penanganan yang baik yaitu dengan melibatkan semua sector dan ahli maka akan memberikan dampak yang lebih baik daripada hanya dengan intervensi gizi saja. Pemberian stimulasi untuk merangsang perkembangan anak sangat bermanfaat untuk merangsang perkembangan syaraf-syaraf anak. Hal ini telah di buktikan oleh Mendez & Adair (1999) dimana semakin tinggi kelas anak yang berarti semakin lama anak mendapatkan stimulasi dari sekolah perbedaan kecerdasan anak antara anak gizi buruk dan anak normal semakin kecil.
C.  Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

B. Fungsi Zat-Zat Gizi
Dalam buku “Brain Food for Kids,” Nicole Graimes menyebutkan jenis-jenis zat gizi penujang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
·       Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibuthkan sebagai sumber energi untuk membentu sel-sel otak baru.
·       Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
·       Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
·       Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerj aotak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
·       Vitamin A : Meningkatkan daya tahan tubuh.
·       Vitamin D : Menjaga kesehatan tulang dan gigi.
·       DHA 224 mg/5 ml : Membantu perkembangan sel-sel otak.
·       Zat Gizi Untuk Kecerdasan Balita.
 Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja bunda harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita selayaknya mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Di dunia banyak sekali aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, namun ada beberapa yang paling penting. Di antaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
Ø    Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:
-         DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang kita kenal sebagai omega-3
Asam lemak omega-3 berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
-         AA (asam arakidonat) atau omega-6.
Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
Ø    Kalori dan Protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan.Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, serta susu dan produk olahannya. Juga minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
Ø    Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
Ø    Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.
*       Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat,
*       Vitamin B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf,
*       Vitamin B6 berperan dalam proses pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak;
*       Vitamin B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
Ø    Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

D. Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan
Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua, karena itulah banyak orang tua yang mengeluarkan biaya besar demi mendapatkan anaknya menjadi cerdas dan pintar serta sehat. Karena kecerdasan dan kondisi anak terletak pada kandungan gizi pada makanan yang ia makan selama ini. Nah untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman dan yang pasti suasana keluarga yang harmonis. Tidah hanya itu saja, memberikan stimulasi seimbang dapat mengasah kecerdasan anak, misalnya bermain dengan alat permainan yang dapat merangsang daya pikir sesuai usia mereka. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
1.       Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3 -DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak anda.
2.       Telur, kuning telur ternyata padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.
3.       Kacang tanah atau dalam bahasa inggrisnya peanut, ini merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
4.       Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
5.       Daging sapi tanpa lemak, Selain Mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
6.       Gandum murni, Serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. selain itu gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
7.       Strawberry, cherry, blueberry, dan blackberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.

E. Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Anak cerdas membuat Anda bangga dan bahagia. Tetapi mereka tidak lahir begitu saja. Anda harus “menciptakannya.” Caranya, dengan membantu proses tumbuh-kembang otaknya agar optimal, dengan memenuhi kebutuhan zat gizi untuk perkembangan otak secara tepat. Apabila ditambah dengan stimulasi kecerdasan lewat kegiatan sehari-hari, memiliki anak yang cerdas bukan lagi impian.
Secara prinsip, Perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal, salah satunya adalah Kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi.
Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anakdalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.
Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Periode emas
Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
{    Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
{    Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
{    Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
{    Pada umur 10 mencapai 99%.
Faktor genetik hanya memiliki andil 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, antara lain pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.
Apa saja zat gizi untuk perkembangan otak anak? Yang sudah terbukti secara ilmiah adalah DHA (docosahexaenoic acid), bermanfaat untuk membantu mengoptimalkan proses perkembangan otak. DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi serta penanggulangan anemia, sehingga anak-anak kita menjadi penerus bangsa yang berkualitas. Terjadinya kekurangan zat besi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, ketersediaan pangan di masyarakat menurun, dan sempitnya lapangan kerja. Hal-hal diatas membawa pengaruh pada persediaan pangan rumah tangga, pola asuh gizi keluarga, sanitasi lingkungan, dan air bersih. Masalah anemia harus ditemukan solusinya, karena anemia termasuk masalah kesehatan yang cukup serius bila dilihat dari dampak yang ditimbulkannya yang meliputi setiap lapisan masayarakat.
Menurut hasil seminar tentang “Dampak Anemia Gizi Besi Pada Kecerdasan Anak” yang diadakan dalam memperingati rangka Hari Anak Nasional 2005 di sebutkan:
a.    Dampak Anemia pada Ibu Hamil dan Menyusui yaitu :
·         Kesakitan dan kematian meningkat
·         Dapat mengalami keguguran
·         Pertumbuhan otak janin & pertumbuhan terhambat
·         Lahir sebelum waktunya
·         Risiko BBLR
·         Perdarahan sebelum dan pada waktu melahirkan
·         Produksi ASI menurun
·         Keadaan gizi dan kesehatan bayi menurun
b.    Dampak Anemia pada Balita dan Anak usia sekolah dan remaja :
·         Kesakitan dan kematian meningkat
·         Perkembangan otak dan pertumbuhan fisik terhambat
·         Perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat
c.    Dampak pada dewasa & Usia lanjut :
·         Kesakitan meningkat, umur harapan hidup rendah
·         Kesegaran fisik dan produktifitas kerja menurun
·         Kesempatan kerja dan pendapatan menurun
Maka langkah – langkah dan kebijakan penanggulangan anemia gizi besi terutama pada anak sekolah melalui upaya dan strategi yakni :
* 1.  Meningkatkan kepedulian petugas lapangan dan kepedulian masyarakat dalam penanggulangan dan pencegahan masalah anemia gizi
*  2.   Melakukan advokasi dan sosialisasi yang lebih intensif kepada pemda, DPRD dan lembaga-lembaga lain yang terkait untuk mendapat dukungan politis (seperti perda, SK, intruksi, kesepakata, dll) di masing – masing daerah
*  3.   Melaksanakan koordinasi dan kemitraan dengan lintas program, lintas sektor yang terkait dan ormas yang ada didaerah serta pihak swasta dan perusahaan obat di daerah
Langkah – langkah :
*  1.  Meningkatkan suplementasi zat besi kepada sasaran melalui jaringan/outlet yang ada sesuai dengan kondisi daerah
* 2. Meningkatkan KIE yang terkoordinasi dengan kegiatan – kegiatan lain dengan melibatkan tohok masyarakat
*   3.  Meningkatkan penganekareagaman konsumsi makanan sumber zat besi pada masayarakat
* 4. Menjamin ketersediaan suplementasi zat besi di masyarakat dengan melakukan kerjasama dengan pengusaha obat daerah
Dengan demikian pemahaman mengenai pentingnya gizi bagi kehidupan manusia perlu ditanamkan sejak masa anak – anak agar dapat dipersiapkan generasi muda sadar gizi untuk menuju pembentukan keluarga sadar gizi dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat di masa depan.

Komentar